Ketahui Keutamaan Doa Sholat Dhuha yang Jarang Diketahui

jurnal


doa sholat dhuha

Di antara sekian banyak amalan sunnah yang dianjurkan dalam agama Islam, sholat Dhuha memiliki kedudukan istimewa. Sholat sunnah yang dilakukan di waktu pagi ini bukan hanya sekadar rutinitas ibadah, melainkan juga memiliki janji dan keutamaan yang agung, terutama dalam kaitannya dengan terkabulnya doa.

Memahami manfaat doa setelah sholat Dhuha menjadi hal yang penting bagi setiap muslim, mengingat doa merupakan senjata bagi orang beriman. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam mengenai keistimewaan dan manfaat yang terkandung dalam doa setelah menunaikan sholat Dhuha.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman komprehensif mengenai manfaat doa setelah sholat Dhuha, baik dari segi dalil maupun riwayat, sehingga dapat mendorong umat muslim untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mengamalkan amalan sunnah ini dengan penuh keikhlasan dan keyakinan.

doa sholat dhuha

Terdapat beberapa keutamaan utama yang menjadikan doa setelah sholat Dhuha begitu dicari:

  • Membuka pintu rezeki
  • Mendekatkan diri pada Allah
  • Mengabulkan hajat

Ketiga poin utama ini menjadikan amalan doa setelah sholat Dhuha sebagai waktu yang mustajab untuk memohon kepada sang pencipta.

Membuka pintu rezeki

Bagi seorang muslim, keyakinan bahwa rezeki datangnya dari Allah SWT merupakan pondasi utama. Ikhtiar batin melalui amalan sunnah seperti shalat Dhuha dan doa di dalamnya merupakan salah satu jalan untuk membuka pintu rezeki yang telah Allah tetapkan.

  • Mendekatkan Diri pada Sang Pemberi Rezeki

    Shalat Dhuha yang dikerjakan dengan ikhlas mendekatkan hamba pada Sang Maha Pemberi. Kedekatan ini menjadi jalan dilapangkannya rezeki, baik melalui jalan yang diduga maupun tidak.

  • Mengundang Rahmat dan Karunia

    Waktu Dhuha merupakan waktu turunnya rahmat Allah SWT. Memanjatkan doa memohon rezeki di waktu ini ibarat menadahkan tangan di bawah curahan rahmat, meningkatkan peluang terkabulnya doa.

  • Meningkatkan Semangat Ikhtiar

    Amalan sunnah seperti shalat Dhuha mampu meningkatkan energi positif dan semangat dalam diri seorang muslim. Semangat yang tinggi akan mendorongnya untuk lebih giat berusaha dan membuka peluang rezeki lebih luas.

Penting untuk diingat bahwa terbukanya pintu rezeki bukan berarti harta melimpah semata. Rezeki dapat berupa kesehatan, kemudahan dalam urusan, ilmu yang bermanfaat, dan berbagai bentuk lain yang paling dibutuhkan seorang muslim dalam menjalani kehidupannya.

Mendekatkan diri pada Allah

Meraih kedekatan dengan Sang Pencipta merupakan dambaan setiap insan beriman. Di antara waktu-waktu yang khusus dianugerahkan, terdapat momen mulia di pagi hari ketika seorang hamba dapat lebih mendekatkan diri kepada-Nya, yaitu melalui shalat sunnah Dhuha dan doa yang dipanjatkan setelahnya.

  • Kesempatan Bermunajat di Waktu Mustajab

    Waktu Dhuha, saat matahari mulai naik sepenggalah, merupakan waktu yang penuh berkah dan mustajab untuk berdoa. Di saat kesibukan dunia belum sepenuhnya bergulir, seorang muslim dapat meluangkan waktu untuk bermunajat, mencurahkan isi hati dan memohon apapun kepada-Nya.

  • Menghadirkan Hati Sepenuhnya

    Ketenangan di pagi hari memudahkan seorang hamba untuk menghadirkan hatinya sepenuhnya di hadapan Allah SWT. Kekhusyukan dalam shalat dan ketulusan dalam berdoa akan semakin meningkatkan kualitas ibadah dan mengantarkannya pada derajat ketaqwaan yang lebih tinggi.

  • Merasakan Kebesaran dan Keberkahan-Nya

    Selepas menunaikan shalat Dhuha, menyempatkan diri untuk berdoa dan berdzikir mengantarkan seorang muslim untuk merasakan kebesaran dan keberkahan Allah SWT. Perasaan ini akan semakin menguatkan keterikatan hati seorang hamba kepada Sang Khalik.

  • Membangun Komunikasi Dua Arah

    Shalat Dhuha dan doa setelahnya merupakan bentuk komunikasi dua arah antara hamba dengan Allah SWT. Layaknya seorang hamba yang sedang berbicara kepada Rabb-nya, mencurahkan segala puji, rasa syukur, permohonan, dan harapan. Komunikasi yang terjalin ini akan menumbuhkan rasa dekat dan dicintai oleh-Nya.

Baca Juga :  Temukan Keajaiban Ayat Yasin Arab: Rahasia yang Jarang Diketahui

Kedekatan dengan Allah SWT merupakan impian setiap muslim. Melalui konsistensi dalam mengerjakan shalat Dhuha dan memanfaatkan waktu mustajab setelahnya untuk berdoa, seorang muslim dapat meraih kedamaian hati dan menggapai derajat taqwa yang lebih tinggi.

Mengabulkan hajat

Setiap insan tentu memiliki segudang harap dan keinginan yang ingin diwujudkan. Dalam Islam, memanjatkan doa menjadi salah satu ikhtiar terbaik dalam memohon kepada Allah SWT agar setiap hajat dapat terkabul. Di antara waktu-waktu yang diyakini memiliki keistimewaan dalam hal terkabulnya doa adalah waktu setelah menunaikan shalat Dhuha.

Shalat sunnah yang dilakukan di waktu dhuha, diiringi dengan lantunan doa yang khusyuk, diyakini mampu mengetuk pintu langit dan mendekatkan diri kepada Sang Maha Pemurah. Keikhlasan hati dan kesungguhan dalam memohon menjadi kunci utama, di samping keutamaan waktu dhuha yang disebut-sebut sebagai waktu dikabulkannya doa. Tak sedikit kisah inspiratif mengisahkan terkabulnya hajat setelah memanjatkan doa di waktu tersebut, baik berupa kesembuhan dari penyakit, kemudahan dalam urusan, hingga tercapainya cita-cita yang telah lama diimpikan.

Memahami hal ini, menjadikan amalan shalat Dhuha dan doa setelahnya bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah kebutuhan bagi setiap muslim yang mendambakan ridho dan pertolongan Allah SWT. Dengan keyakinan teguh dan hati yang pasrah, setiap hajat yang dimohonkan dengan tulus insyaAllah akan dikabulkan pada waktu yang tepat.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam mengenai keistimewaan dan manfaat yang terkandung dalam doa setelah menunaikan sholat Dhuha.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Data dikumpulkan melalui telaah ayat-ayat suci Al-Quran dan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW yang membahas mengenai shalat Dhuha dan keutamaan berdoa setelahnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beragam manfaat yang dapat diraih melalui amalan doa setelah shalat Dhuha, di antaranya adalah dilapangkannya rezeki, didekatkannya diri kepada Allah SWT, dan dimudahkannya terkabulnya hajat. Keutamaan ini didasari oleh waktu pelaksanaan shalat Dhuha yang bertepatan dengan waktu turunnya rahmat Allah SWT, sehingga doa yang dipanjatkan memiliki peluang besar untuk dikabulkan.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa doa setelah shalat Dhuha merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Disertai dengan niat yang ikhlas dan hati yang khusyuk, amalan ini dapat menjadi wasilah untuk meraih ridho dan pertolongan Allah SWT dalam menjalani kehidupan di dunia.

Lampiran 1: Data Hadits Terkait Keutamaan Shalat Dhuha

Hadits 1
: ” “. ( )
Artinya: Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: Tidaklah seseorang senantiasa menjaga shalat Dhuha melainkan ia adalah orang yang ahli taubat. Shalat Dhuha adalah shalatnya orang-orang yang ahli taubat. (HR. Hakim)

Baca Juga :  Ketahui Makna Tersembunyi Al Mulk yang Jarang Diketahui

Hadits 2
: ” “. ( )
Artinya: Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Pada pagi hari diharuskan atas setiap tulang persendian kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (Subhanallah) adalah sedekah, setiap bacaan tahmid (Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap bacaan tahlil (Laa ilaha illallah) adalah sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu Akbar) adalah sedekah. Begitu juga amar maruf (mengajak kepada kebaikan) adalah sedekah, nahi munkar (mencegah dari kemungkaran) adalah sedekah. Semua itu dapat diganti dengan shalat Dhuha dua rakaat. (HR. Muslim)

Literature Review

Kajian mengenai keutamaan shalat Dhuha dan doa setelahnya telah banyak dilakukan, baik dalam bentuk buku, jurnal ilmiah, maupun karya tulis keagamaan. Beberapa literatur mengkaji dari sudut pandang tafsir Al-Quran, hadits, serta dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.

Sebuah studi oleh Muhammad bin Ismail Al-Bukhari dalam kitabnya “Shahih Al-Bukhari” menjabarkan hadits-hadits shahih mengenai keutamaan shalat Dhuha dan kaitannya dengan terbukanya pintu rezeki. Studi lain oleh Imam An-Nawawi dalam kitabnya “Riyadhus Shalihin” membahas tentang keutamaan shalat Dhuha sebagai bentuk taubat dan pendekatan diri kepada Allah SWT.

Meskipun demikian, studi yang secara spesifik mengkaji korelasi antara doa setelah shalat Dhuha dengan terkabulnya hajat masih perlu diperdalam. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas doa di waktu tersebut, seperti kekhusyukan hati, keikhlasan niat, serta konsistensi dalam menjalankannya. Penelitian kuantitatif yang mengukur keterkaitan antara amalan shalat Dhuha dengan peningkatan kesejahteraan hidup juga dapat menjadi pelengkap kajian ini.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi literatur. Studi ini akan mengeksplorasi secara mendalam mengenai keutamaan dan manfaat doa setelah menunaikan shalat Dhuha, dengan fokus pada telaah ayat-ayat suci Al-Quran dan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW yang relevan dengan topik bahasan.

Hasil Penelitian

Kajian terhadap ayat-ayat Al-Quran dan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara amalan shalat Dhuha, doa setelahnya, dan terkabulnya hajat. Hal ini diperkuat dengan dalil-dalil berikut:

  • Keutamaan Waktu Dhuha: Waktu Dhuha disebut sebagai waktu yang mustajab untuk berdoa, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Adz-Dzariyat ayat 18: “Dan di waktu sahur (tengah malam) dan menjelang terbit matahari (waktu dhuha), mereka memohon ampun kepada Tuhan.”
  • Janji Allah SWT bagi Ahli Dhuha: Dalam sebuah hadits qudsi, Allah SWT berfirman: “Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat rakaat shalat di awal siang (shalat Dhuha), niscaya Aku cukupkan kebutuhanmu di akhir siang.” (HR. Ahmad)
  • Bukti Empiris dari Para Salafush Shalih: Banyak kisah inspiratif dari para sahabat dan ulama terdahulu yang membuktikan keajaiban doa setelah shalat Dhuha dalam menggapai hajat mereka, baik berupa kemudahan rezeki, kesembuhan, maupun tercapainya cita-cita mulia.

Meskipun belum ada penelitian kuantitatif yang dapat mengukur secara pasti tingkat efektivitas doa setelah shalat Dhuha dalam terkabulnya hajat, namun dalil-dalil dan riwayat dari para pendahulu menjadi bukti kuat yang menguatkan korelasi positif antara keduanya.

Interpretasi Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menegaskan bahwa terdapat hubungan yang erat antara amalan shalat Dhuha, doa yang dipanjatkan setelahnya, dengan terkabulnya hajat. Hal ini diperkuat dengan adanya jaminan waktu mustajab di waktu Dhuha, serta janji Allah SWT yang termaktub dalam hadits qudsi.

Baca Juga :  Ketahui Keutamaan Surah Yasin yang Jarang Diketahui

Meskipun demikian, penting untuk dipahami bahwa terkabulnya hajat merupakan kehendak mutlak Allah SWT. Amalan shalat Dhuha dan doa yang dipanjatkan hanyalah salah satu bentuk ikhtiar seorang hamba dalam memohon kepada-Nya.

Implikasi

Temuan ini memiliki implikasi penting bagi pengembangan spiritualitas seorang muslim. Memahami keutamaan shalat Dhuha dan doa setelahnya diharapkan dapat memotivasi umat muslim untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan konsisten dalam menjalankan amalan sunnah ini.

Di sisi lain, penting untuk meluruskan pemahaman bahwa terkabulnya doa bukanlah satu-satunya tujuan dari shalat Dhuha. Amalan ini hendaknya dilakukan dengan landasan keikhlasan dan kecintaan kepada Allah SWT, bukan semata-mata karena mengharapkan imbalan duniawi.

Penelitian Mendatang

Penelitian mendatang dapat difokuskan pada pengkajian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas doa setelah shalat Dhuha dalam terkabulnya hajat. Penelitian kuantitatif dengan melibatkan responden dari berbagai latar belakang dapat dilakukan untuk memperoleh data yang lebih representatif mengenai hal ini.

Kajian mendalam mengenai aspek psikologis dan spiritual dari amalan shalat Dhuha juga perlu dilakukan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih holistik mengenai pengaruh amalan ini terhadap peningkatan kualitas hidup seorang muslim.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Bagian ini akan membahas beberapa pertanyaan umum yang sering muncul seputar amalan sunnah shalat Dhuha dan keutamaannya.

Kapan waktu yang tepat untuk menunaikan shalat Dhuha?
Waktu terbaik adalah ketika matahari mulai naik sepenggalah hingga menjelang tergelincirnya matahari ke arah barat, sekitar pukul 08.00 hingga 11.00 waktu setempat.

Berapa jumlah rakaat minimal dan maksimal dalam shalat Dhuha?
Jumlah rakaat minimal adalah dua rakaat, sedangkan maksimalnya adalah dua belas rakaat. Dikerjakan dengan salam setiap dua rakaat.

Apakah amalan ini wajib dilakukan setiap hari?
Tidak. Amalan ini bersifat sunnah, yang artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan namun tidak berdosa jika ditinggalkan.

Bagaimana jika terlupa mengerjakannya di hari itu?
Tidak ada kewajiban untuk mengganti shalat Dhuha yang terlewat. Namun, disarankan untuk memperbanyak amalan sunnah lain sebagai bentuk pendekatand iri kepada Allah SWT.

Bagaimana jika sedang memiliki haid, apakah boleh berdoa saja tanpa shalat?
Doa tetap dapat dipanjatkan kapan saja, termasuk saat sedang haid. Namun, shalat Dhuha hanya dapat dilakukan dalam keadaan suci.

Apakah ada doa khusus yang dianjurkan setelah shalat Dhuha?
Tidak ada doa khusus yang ditentukan. Dianjurkan untuk berdoa memohon segala hajat dengan penuh ketulusan dan keyakinan kepada Allah SWT.

Memahami pertanyaan-pertanyaan ini diharapkan dapat membantu umat muslim dalam menjalankan amalan shalat Dhuha dengan lebih baik dan khusyuk.

Mari lanjutkan dengan membahas tentang kesimpulan dari pembahasan kali ini.

Kesimpulan

Kajian ini menegaskan keutamaan menjalankan shalat Dhuha dan memanjatkan doa setelahnya. Waktu yang mustajab, diiringi dengan ketulusan hati dan kekhusyuan dalam berdoa, menjadikan amalan ini sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT serta memohon dibukanya pintu rezeki, kemudahan dalam segala urusan, dan terkabulnya hajat.

Referensi

  • Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail. Shahih Al-Bukhari.
  • An-Nawawi, Yahya bin Sharaf. Riyadhus Shalihin.
  • Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah.
  • Al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad. Ihya’ Ulumiddin.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru