Upanayana dalam Penerapan Brahmacari Asrama
kategori: Artikel Baru
Dalam proses awal pembelajaran yang dilaksanakan secara formal semestinya dilaksanakan suatu upacara yang disebut Upanayana. Upacara ini dilaksanakan bagi seorang anak yang mulai memasuki masa Brahmacari Asrama (masa belajar menuntut ilmu pengetahuan). Upanayana merupakan wujud dari peningkatan status seseorang (siswa) ke tingkatan yang lebih tinggi dalam artian mereka dilahirkan untuk kedua kali secara spiritual dalam menuntut dan mempelajari ilmu pengetahuan yang lebih menekankan pada pembinaan mental dan moralitas.
selengkapnya
Memupuk Nilai-Nilai Kemanusiaan
kategori: Artikel Pilihan
Dewasa ini manusia merasa bangga karena telah menguasai berbagai cabang ilmu pengetahuan dan mempelajari sejumlah buku. Namun, ia tidak berusaha memahami hakikat pendidikan. Kini pengetahuan hanya dibatasi
pada aspek fisik dan duniawi; aspek moral, etis, dan spiritual telah iiabaikan.
selengkapnya
Mantra Suci Rg Veda Mengawali Rekaman Suara "Gramophone"
kategori: Artikel Baru
Agni menempati kedudukan sangat penting di dalam mantra-mantra Veda khususnya Rg Veda, memiliki 7 lidah, yaitu Kali, Karali, Manojava, Sulohita, Sudhumravarma, Visvaruci, dan Sphuhngini. Selain untuk keperluan normal sehari-hari, dalam tradisi Veda Agni berperan sebagai Jataveda (penyampai persembahan-persembahan kepada Tuhan) dan Krauyada (sebagai pembakar Saua/mayat). Tradisi agama Hindu di Bali sangat sejalan dengan peran Agni yang terdepan dalam Veda.
selengkapnya
Canang Sari Sebagai Persembahan
kategori: Upacara
CANANG sari sebagai persembahan yang paling sederhana tiba-tiba dipersoalkan orang. Apakah canang sari yang dibeli di pasar-pasar itu memenuhi syarat untuk persembahyangan dalam ritual Hindu? Ada yang mempertanyakan ini karena sepintas ada canang sari tak ubahnya hanya rangkaian bunga warna-warni saja. Apalagi yang membuat dan menjual canang sari itu belum tentu pedagang yang beragama Hindu. Di sebuah media sosial bahkan pernah diunggah foto ada wanita berjilbab yang menjual canang sari.
selengkapnya
Meme-Bapa dalam Tradisi Hindu: Kasih Yang Terlupakan [2]
kategori:
Perkembangan prakrti dari yang satu menjadi yang banyak itu adalah prakrti memberikan bentuk, suatu transformasi, bukan suatu perubahan tempat. Prakrti dalam Bhagavadgita, VII :4 dijelaskan terdiri atas tanah, air, api, udara, ether, pikiran, bhudi, dan ego merupakan delapan unsur alam-Ku yang terpisah. Dalam Bhagavadgita, VII:5 dijelaskan bahwa inilah prakrti-Ku yang lebih rendah, tetapi berbeda dengannya ketahuilah prakrti-Ku. Unsur hidup, yaitu jiwa yang mendukung alam semesta ini. Selanjutnya, dalam Bhagavadgita, VII:6 dijelaskan bahwa ketahuilah bahwa keduanya ini merupakan kandungan dari semua makhluk; dan aku adalah asal mula dam leburnya alam semesta ini. Dari tiga sloka ini dapat diketahui bahwa prakrti adalah alam semesta itu sendiri yang berkesadaran penuh yang bertindak atas nama karma kosmis dan manusia menerimanya sebagai takdir atau nasib.
selengkapnya
Tradisi Veda: Menjaga Kejayaan Bangsa dan Negara
kategori: Artikel Pilihan
Tidak ada bidang apa pun di atas muka bumi ini yang tidak disentuh oleh ajaran Veda. Apa pun yang sehubungan dengan hidup manusia itu tidak lepas dari jangkauan Veda. Ajaran Veda itu sangat lengkap, bahkan sampai hal-hal yang sering tidak masuk akal, dengan kata lain hal-hal yang akal kita tidak mampu mencerna dan menjangkaunya. Sehingga sering kalau kita tidak berhati-hati, kita akan cenderung mempertanyakan ajaran-ajaran Veda. Hal tersebut disebabkan arah kepala, arah kecerdasan kita berbeda atau berbalik dengan ajaran-ajaran kebenaran.
selengkapnya
Meme-Bapa dalam Tradisi Hindu: Kasih Yang Terlupakan
kategori: Artikel Pilihan
Sehubungan dengan hal itu kahyangan tiga pada tingkat desa pakraman ditranspormasikan menjadi Kamulan Rong Tiga di dalam sanggah/ merajan pada tingkat keluarga. Penempatan sanggah/merajan, juga tidak lepas dari konsepsi tri hita karana yang membagi dan menjiwai tata ruang (Bali) menjadi parhayangan, pawongan, dan palemahan. Hal ini sesuai dengan tata letak dan tata guna berdasarkan utama mandala, madya mandala, dan nista mandala.
selengkapnya
Sarasa dan Saraswati
kategori: Artikel Baru
Kitab Sarasamuccaya yang merupakan intisari dari kitab Mahabharata, dalam tradisis sastra di Bali sering disebut sebagai sarasa. Sarasamuccaya sendiri berarti kumpulan dari inti sari, itulah sebabnya pemakaian istilah sarasa tidak saja sebuah akronim, tetapi juga bermakna sesuatu yang memiliki rasa.
selengkapnya
Di Bawah Sinar Purnama Kapat
kategori: Artikel Pilihan
Sastra Kawi merekam perjalanan musim dengan kalimat-kalimat yang mengesankan. Pada bulan Srawana (Kasa) musim terasa kering, pepohonan mulai kehi-langan kesegarannya, sehingga pada bulan Bhadrawada (Karo) yang dingin, pohon-pohon mulai terlihat gundul. Bulan Asuji (Ketiga) terasa panas, air sedikit, sungai-sungai ada yang mengering, burung kalang-kyan, menangis, jalan-jalan berdebu dan berbatu. Pada awal bulan Kartika (Kapat) hujan gerimis (riris) mulai turun, guruh terdengar di kejauhan, bunga beraneka warna mulai bermekaran.
selengkapnya
Keagungan Karna Sebagai Ksatria dan Dermawan
kategori: Artikel Baru
Pada hari ke-17 perang besar Bharathayudha (Mahabharatha) mendekati usai, dengan kalahnya/robohnya Karna di medan perang. Para Pandawa bergembira merayakan kemenangan besar tersebut. Sebaliknya, Kaurawa merasa kehilangan harapan sama sekali, sebab Karna adalah kstria utama andalan mereka. Para Pandawa bersuka-cita atas kalahnya lawan berat mereka. Tetapi Krishna duduk terpisah dan tampak tenggelam dalam kesedihan. Arjuna datang mendekati¬nya dan bertanya , kenapa beliau merasa sedih pada hari yang seyogyanya mereka patut bersuka-cita dalam menyambut kemenangan.
selengkapnya